https://www.channelindependenpost.eu.org. JAKARTA - Channel FE 101 kembali merilis video terbaru berjudul "Solusi Konkret Atasi Covid" yang di bagi 2, pertama berdurasi 14 menit dan kedua berdurasi 12 menit. (selasa,12/5/2020)
Di sebut channel tersebut, saintis medis mana yang berani bertentangan dengan "penguasa medis", karena bakal dihujat orang sedunia, dikucilkan saintis lain, dikucilkan keluarganya sendiri, kehilangan pekerjaan, dan resiko dibunuh.
Video tersebut menayangkan wawancara khusus London Real tv yang mempertemukan host Brian Rose dengan nara sumber dr.Andrew Kaufman, dokter medis asal AS, pakar biologi molekular, serta pendidikannya berasal dari Duke M.I.T. dan Medical Univ. of South Carolina.
Wawancara itu di sebut FE 101, adalah wawancara yang langka, karena ada saintis yang berani bicara, dan ada media yang berani publikasikan.
Selama pandemi covid-19, dr.Kaufman bertentangan dengan media mainstream besar, yang menurut channel tersebut, semua milik elite global.
Menurut pendapat dr.Kaufman, tidak ada bukti virus itu meningkatkan kematian, serta pengobatan modern adalah penyebab kematian yang sesungguhnya.
London Real tv adalah platform kebebasan digital yang eksis sejak tahun 2011, dan solusi teknologi independen yang berlandaskan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Pendapatannya bersumber dari donatur yang dermawan, dan puluhan ribu di seluruh dunia atau lebih dikenal sebagai "The London Real Army". Bagi yang ingin menjadi anggota pendiri platform kebebasan digital, london real tv dengan tangan terbuka menerima donasi.
Dalam wawancara itu, dr.Kaufman menyatakan memeriksa semua dokumen ilmiah, dimana saintis mengklaim telah menemukan bukti ada virus baru.
Selanjutnya, ia meneliti prosedur yang mereka lakukan, dan membandingkan dengan prosedur sebelumnya, dimana virus lain dibuktikan sebagai penyebab suatu penyakit.
Hasil temuannya, prosedur ilmiah seperti itu tak mungkin bisa mengisolasi atau memurnikan virus, dan membuktikan virus tersebut eksis.
Prosedur yang di lakukan para saintis menyangkut 2 hal, yaitu materi genetik dan isolasi atau pemurnian virus.
Prosedur olah materi genetik adalah ambil sampel atau cairan paru-paru dari pasien. Sampel itu sangat tidak murni, karena berisi dahak, sel paru-paru dan sel imun, bakteri, jamur, materi genetik bebas, serta exosome. Kemudian sampel itu di tambahkan enzym untuk membebaskan DNA atau RNA. Selanjutnya, di lakukan urutan RNA dari makhluk yang diklaim sebagai virus corona.
Dijelaskan FE 101, prosedur tersebut bermasalah, karena sampel tidak murni, dan berisi semua makhluk yang punya RNA, akibatnya tidak diketahui RNA tersebut milik siapa.
Lanjut dr.Kaufman, prosedur yang seharusnya dilakukan, pertama ambil sampel atau cairan paru-paru pasien, murnikan virusnya dulu atau difiltrasi lalu sentrifugasi buat mengisolasi virus, dan bukan buat ambil DNA.
Selanjutnya, ambil larutan berat jenis hasil sentrifugasi yang berisi partikel virus dengan pipet, ambil materi genetik virus yang sudah terisolasi dalam larutan tersebut, setelah itu ambil DNA atau RNA virus yang sudah dimurnikan.
Menurut FE 101, prosedur yang dijabarkan dr.Kaufman tersebut, tidak dilakukan para saintis saat itu, sehingga tidak tak jelas RNA siapa yang di ambil.
Solusinya, pisahkan atau murnikan dulu virus dari exosome, barulah bisa di identifikasi virusnya untuk PCR test dan vaksin yang akurat. FE 101 menyebut solusi tersebut tak ada dalam acuan WHO, sehingga test dan vaksin meleset.
Menurut dr.Kaufman, hanya berdasarkan urutan genetik yang 80% sama dengan SARS untuk mengatakan bahwa itu virus corona.
Channel FE 101 menyebut, bukan berarti virusnya tidak ada, melainkan prosedur yang di lakukan otoritas sains justru membuat virusnya jadi tidak teridentifikasi. Jika salah mengidentifikasi virus, maka PCR test meleset, jumlah korban seolah banyak, dan vaksin akan salah sasaran.
Lanjut channel tersebut, solusi tuntas akurasi test covid-19 untuk mengurangi jumlah korban dan pembuatan vaksin tepat sasaran, ambil sampel atau cairan paru-paru, murnikan virusnya termasuk exosome, ambil DNA atau RNA virus yang sudah di murnikan. Kemudian identifikasi, visualisasi dan penelitian urutan genetik virus untuk pembuatan "gold standrad" PCR test yang akurat, dan pembuatan vaksin yang tepat sasaran.
Di tayangan video kedua, FE 101 menampilkan data jumlah kematian di seluruh dunia tahun lalu berbanding covid-19 tahun ini, periode 1 Januari hingga 10 Mei atau 131 hari.
Hasilnya, kematian disebabkan kanker 3.011.009 orang, HIV / AIDS 616.309 orang, diare 586.184 orang, TBC 530.981 orang, malaria 359.610 orang, covid-19 280.443 orang, dan total 20.957.847 orang.
Data tersebut bersumber dari PBB "World Mortality 2019", www.worldometer.com, Lancet Infectious Diseases, dan WHO.
"Jika anda bandingkan dengan data jumlah kematian tahun lalu, tak ada bukti bahwa covid-19 meningkatkan kematian," kata dr.Kaufman dalam tayangan di channel tersebut.
FE 101 menyebut dari 100 orang yang mati di seluruh dunia, hanya 1 orang yang terkena covid-19. Channel tersebut menyimpulkan, dasar ilmiah keberadaan covid-19 adalah 75% urutan genetiknya sama dengan SARS. Padahal ikan zebra DNAnya 80% sama dengan manusia.
Di akhir tayangan, channel tersebut menuliskan kita di giring oleh propaganda ketakutan, lockdown, dan jebakan neokolim. Hongkong tidak lockdown tetapi jumlah kematian hanya 4 orang, dan mereka cukup melakukan social distancing.
Hingga artikel ini diterbitkan, rilis video dari channel FE 101 berjudul "episode 20A Solusi Konkret Atasi Covid" di saksikan 151.000 kali, "episode 20B Solusi Konkret Atasi Covid" di saksikan 100.000 kali, dan 579.000 subscriber.
[RED:MDS]
[FE 101 INVESTIGASI]
[INDONESIASATU.CO.ID]
0 Comments